Rabu, 20 April 2011

Jiujitsu Martial Art

Jiujitsu Di Indonesia


Ada banyak organisasi Jiu-Jitsu (Jujutsu) di Indonesia, dimana yang tertua adalah Jiujitsu Club Indonesia (JCI) yang didirikan oleh alm. Bp. Ferry Soneville pada tahun 1950. Bp. Soneville juga dibantu oleh Bp. M.A. Affendi dan beberapa ahli beladiri lainnya saat merintis perguruan beliau. Perguruan ini sampai sekarang (2007) masih aktif dibawah pimpinan Bp. Prayitno, seorang pebeladiri senior yang sempat tinggal lama di Australia dan belajar dibawah bimbingan Mr. Jan de Jong, seorang murid langsung dari grandmaster Minoru Mochizuki.
Sebelum kemerdekaan Indonesia, yaitu pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1920an, di Jawa Tengah ada tercatat perguruan Tsutsumi Hozan-ryu Jujutsu yang diasuh oleh keluarga Saito (Mr. Jan de Jong tercatat sebagai anggota perguruan ini), dan perguruan Jujutsu jalan Kranggan Surabaya yang diasuh oleh Mr. Isuki Watanabe. Namun kedua perguruan ini tidak aktif lagi semenjak perang dunia ke II, walaupun masih ada murid-murid perguruan tersebut yang tetap setia mengajarkan Jujutsu diluar Indonesia.
Selepas perang dunia ke II, beberapa tokoh Judo yang juga menguasai Jujutsu mengajarkan beladiri Jujutsu sebagai bagian dari teknik self-defense yang diajarkan kepada murid-murid Judo. Diantara guru-guru tersebut adalah Mr. Seichi Makino dan Mr. Dick Schilder. Beberapa orang pemuda Indonesia yang dulu berlatih di luar negeri dan kembali ke Indonesia turut meramaikan khasanah kekayaan seni beladiri Jujutsu di Indonesia, antara lain adalah Bp. C.A. Taman yang kemudian mendirikan perguruan Wadokai pada tahun 1972 dan turut membidani kelahiran perguruan Goshinbudo Jujutsu Indonesia (GBI) pada tahun 1997. Bp. Taman adalah satu-satunya putra bangsa Indonesia yang sempat berlatih langsung dengan grandmaster Hironori Otsuka, sang pewaris ke 4 dari aliran Shindo Yoshin-ryu Jujutsu dan pendiri aliran Wado-ryu Karate. Bp. Ben Haryo, yang sekarang menjadi instruktur kepala (wakil guru besar) untuk GBI, adalah murid langsung beliau. Selain Bp. Haryo, orang lain yang berjasa kepada perkembangan GBI adalah Bp. Saleh Jusuf, seorang ahli beladiri yang lama tinggal di Negeri Belanda, dan semasa tinggal disana sempat mempelajari Judo dari Mr. Willem Ruska (juara Olympiade), Jujutsu dari Mr. John Phillips dan Sambo (gulat Rusia) dari Mr. Chris Doelman.
Selain nama-nama diatas, tidak dapat dilupakan keberadaan perguruan PORBIKAWA (Persatuan Seni Beladiri Ishikawa) yang didirikan oleh murid-murid langsung dari Master Ishikawa, yaitu Bp. Tan Sing Chay (Sutikno) dan Bp. Tan Thiam Sioe (Sutrisno). Perguruan ini sampai sekarang masih eksis, dan berpusat di Surabaya.
Seni beladiri Jujutsu di Indonesia belum mencapai kemajuan yang pesat dan mencapai popularitas seperti dialami oleh beladiri lainnya, karena di Indonesia belum ada wadah yang dapat menjadi ajang silaturahmi dan kerjasama semua perguruan Jujutsu yang ada, tidak seperti Pencak Silat yang dapat bersatu lewat IPSI nya dan Karatedo yang dapat bersatu lewat FORKI.
Salah satu perguruan Jujutsu di Indonesia yang cukup sukses dan berhasil memiliki anggota dalam jumlah besar adalah dari aliran Kyushin Ryu. Jiu-Jitsu aliran Kyushin Ryu masuk ke Indonesia pada masa pergolakan Perang Dunia II (1942) di bawa oleh seorang tentara Jepang yang bernama Ishikawa. Karena itu Jiu-jitsu Indonesia (skrg. IJI-Institut Jiu-Jitsu Indonesia) dikenal dengan aliran I Kyushin Ryu.
Ishikawa kemudian mewariskan ilmunya kepada R. Sutopo (Ponorogo) yang kemudian diturunkan kepada kelima muridnya yaitu Drs. Firman Sitompul(Dan X),Irjen(Pol) DPM Sitompul, SH, MH (Dan VIII), Drs. Heru Nurcahyo (Dan VII), Drs. Bambang Supriyanto (Dan VI), dan Drs. Heru Winoto (Dan V). Kelima murid inilah yang menjadi cikal bakal tumbuh dan berkembangnya Jiu-Jitsu aliran IJI di Indonesia.
Untuk mengembangkan Jiu-Jitsu hasil karya Bp. Sutopo ini ke seluruh Indonesia maka kemudian pusat pengembangan Ju-Jitsu dipindahkan ke Jakarta. Di sinilah dibentuk suatu organisasi resmi dan berbadan hukum yang bernama “ Institut Jiu-Jitsu Indonesia “ disingkat “ IJI ”, tepatnya tanggal 8 Desember 1981.
Pada tahun itu juga saat diadakan demonstrasi bela diri Jiu-Jitsu aliran IJI di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Jiu-Jitsu Indonesia aliran IJI berhasil mendapatkan penghargaan dari staf Kedutaan Besar Jepang, Mr. Keiji Iwasaki.
Hingga saat ini Jiu-Jitsu aliran IJI telah masuk di POLRI dan juga di berbagai kesatuan militer seperti KOPASSUS, KOSTRAD, PASPAMPRES, MARINIR dll. Jiu-Jitsu juga dikembangkan di sekolah-sekolah, instansi-instansi pemerintah maupun swasta dan juga di perguruan tinggi.
Secarah harfiah kata Jiu atau Ju didalam IJI berarti lentur atau fleksibel dan kata Jitsu atau Jutsu berarti teknik atau cara/metode. Maka Ju-Jitsu berarti bela diri yang fleksibel. Jiu-Jitsu IJI memiliki berbagai teknik; ada teknik keras ada juga teknik lembut/halus, ada teknik menyerang ada teknik bertahan, ada teknik menggunakan kekuatan fisik ada pula dengan tenaga dalam dan pernafasan, serta banyak teknik tangan kosong dan teknik menggunakan senjata.
Intinya Jiu-Jitsu IJI menggunakan segala teknik/cara untuk melumpuhkan/menguasai lawan. Pada dasarnya teknik Jiu-Jitsu adalah teknik bertarung bebas yang sebenarnya bukanlah sport. Akan tetapi dalam masa modern ini Sport Jiu-Jitsu juga mulai marak sehingga muncul banyak sekali even–even pertandingan Ju-Jitsu di berbagai negara dengan berskala Nasional, Regional maupun Internasional. IJI adalah salah satu pelopor pertandingan Ju-Jitsu di Indonesia, yaitu pertandingan internal IJI sendiri (tidak diikuti oleh perguruan lain) dengan peraturan WCCJO. Salam Jiujitsu Osh..

Sabtu, 08 Januari 2011

Denganmu

Suatu malam menghampiriku dengan senyapnya, menawarkan impian terindah. Kusapa hangat dengannya dan berlalu seraya sepoi angin membawanya. Sejak saat itu hijau daun dan bulir embun membawa berita hati bahwa sang bintang melantunkan melodi dalam kehangatannya, sungguh kesejukan hati yang tak tergantikan. 

Minggu, 26 Desember 2010

Hadir untuk kita

Aku hentikan sejenak pikiranku guna untuk mendapatkan kembali sesuatu yang telah pudar. Sesuatu yang sering terlupakan dan terabaikan namun dibalik itu ada kemuliaan. Tak pernah berharap lebih hanya hari ini dan esok. Tak terelakkan jika kelam menyelimuti karena tidak ada pilihan olehnya. Hadir untuk mengingatkan kita tentang rasa syukur, adalah mereka anak jalanan.

Jumat, 17 Desember 2010

Ayah

Aku ingin menulis kisahku,,kisah yang selalu melekat dalam kesendirianku. Saat kumulai itu serasa alam menyudutkanku. Aku menerima karena keterbatasan. Aku menerima karena kemuliaan. Kini pondasi sedang terbangun meski tertatih namun tetap seperti dahulu. Kau bercerita tentang hati kepada kami. Kau berseru tentang langkah tempuh kepada kami. Jika kau berkenan sedikit mengetuk pintu hati itu sangat berarti untuk airmata yang hendak tertuang. Jika kau berkenan sedikit menjadi sosok bayangan yang selalu menemani langkah kami itu sangat berarti untuk cita dan cinta. Kami merindukanmu, dan kami selalu mengandalkanmu. Haus kami akan keteladanan, Ayah.

Jumat, 05 November 2010

Senandung Langkah Baru

Hari ini kau tetapkan langkah terbaik saat waktu terus bergulir. Penggalan kisah lama akan tetap terjaga di pintu hati kami. Namun jika ketidaksempurnaan nyata bagi kami, semoga gerbang kelapangan terbuka dari ketulusan hati. Terima kasih telah menjadi bagian kami.
-= Dari Seksi Waskon II KPP Pratama Sibolga untuk Mardiah Simatupang =-

Rabu, 03 November 2010

KaruniaNya

Geliat tawa semakin kuat kurasakan dengan segala kelembutan didalamnya.Detaknya membuatku tenang dan seraunya membuatku sangat berarti.Detik demi detik yang kujalani tak lepas dari kerinduanku untuknya.Gelinang pengharapan tertuju untuknya adalah kini dan akhir.Sapalah dunia dengan lantang,anakku.

Kamis, 28 Oktober 2010

Bersama

Dalam keheningan aku berbicara pada duniaku.Pejam mata dan rasakan tangisan pada yg tertinggal.Namun jika benar tiada sinar didalamnya maka kelembutan angin yg akan membawa duniaku dan dunianya,bersama.